Yesus Kristus Juru Ruwat Manusia: Sebuah Pendekatan Semiotika dalam Gereja Kristen Jawa
DOI:
https://doi.org/10.30995/kur.v4i1.32Keywords:
ruwatan, Jesus Christ, man of ruwat, Javanese Christian Church, Javanese society, Gereja Kristen Jawa, Juru ruwat manusia, masyarakat Jawa, Yesus KristusAbstract
Ruwatan is a form of ceremony in Javanese society that aims to free man from bad luck or the calamity that would befall him. The term "ruwatan" also appears in the discourse of church life amid the Javanese Christian Church (GKJ) as it is written in the Javanese Bible, the Christian Song of Song (the official book song of worship) and the liturgy. This article aimed to find the understanding of the citizens of the Javanese church about ruwatan and develop it in the concept of thinking and devoting of the people church about Jesus Christ is the Man of Ruwat. The method used is a descriptive sociology of religion and culture. In conclusion, the church is expected to acknowledge, accept and respect the existence of Javanese ruwatan, to keep the existence of ruwatan as part and identity of Javanese society activity including church service.
Abstrak
Ruwatan merupakan suatu bentuk upacara di masyarakat Jawa yang bertujuan untuk membebaskan manusia dari nasib buruk maupun malapetaka yang akan menimpa dirinya. Istilah ruwatan juga muncul dalam wacana kehidupan bergereja di kalangan Gereja Kristen Jawa (GKJ) sebagaimana tersurat pada Alkitab berbahasa Jawa, Kidung Pasamuwan Kristen (buku nyanyian resmi ibadah) dan liturgi. Artikel ini bertujuan untuk menemukan pemahaman warga gereja tentang ruwatan serta mengembangkannya dalam konsep berpikir dan beriman warga gereja tentang Yesus Kristus adalah Juru Ruwat manusia. Metode yang digunakan adalah deskriptif sosiologi religi dan budaya. Kesimpulannya, gereja bersikap mau mengakui, menerima dan menghormati keberadaan ruwatan Jawa, ikut menjaga keberadaan ruwatan sebagai bagian dari aktivitas dan identitas masyarakat Jawa termasuk dalam pelayanan gereja.
References
Alus, Christeward. PERAN LEMBAGA ADAT DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL SUKU SAHU DI DESA BALISOAN KECAMATAN SAHU KABUPATEN HALMAHERA BARAT. JURNAL ACTA DIURNA 3, no. 4 (November 3, 2014). Accessed April 11, 2018. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/5995/5514.
Anugrah, Diana. ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP PROSESI PERNIKAHAN ADAT JAWA "TEMU MANTEN" DI SAMARINDA 4, no. 1 (2016): 319330. Accessed March 21, 2018. http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2016/04/JURNAL GANJIL diana (04-23-16-04-46-50).pdf.
Djadi, Jermia. PERANAN PEMUDA GEREIA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA. Jurnal Jaffray 3, no. 1 (2005): 4146.
Harini, Ninik. MAKNA SIMBOLIS SRIMPI LIMA PADA UPACARA RUWATAN DI DESA NGADIRESO PONCOKUSUMO MALANG. Bahasa dan Seni : Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya 40, no. 1 (2012). Accessed April 11, 2018. http://journal2.um.ac.id/index.php/jbs/article/view/122/95.
Siahaan, Daniel Syafaat. Pendidikan Kristiani Sebagai Instrumen Penyadaran Pentingnya Pertumbuhan Spiritualitas Dalam Konteks Budaya Populer. Gema Teologika 1, no. 2 (2016): 123138. http://journal-theo.ukdw.ac.id/index.php/gemateologika/article/view/218.
Sugeng Rahanto. PENGARUH RUWATAN MURWOKOLO TERHADAP KESEHATAN. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 15, no. 3 (2012): 282288. Accessed March 26, 2018. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/view/3002/2236.
Sunarno. Indigenous : Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi 11, no. 2 (November 1, 2009). Accessed April 6, 2018. http://journals.ums.ac.id/index.php/indigenous/article/view/1619/1152.
Weverbergh, Roger. Gambaran-Gambaran Gereja, Seri Pastoral. Yogyakarta: Pusat Pastoral, 1998.
Yuni Harmawati, Aim Abdulkarim, and Rahmat. Nilai Budaya Tradisi Dieng Culture Festival Sebagai Kearifan Lokal Untuk Membangun Karakter Bangsa. Journal of Urban Societys Arts 3, no. 2 (October 31, 2016): 8295. Accessed April 11, 2018. http://journal.isi.ac.id/index.php/JOUSA/article/view/1477/328.
Zoest, Aart van, Interpretasi dan Semiotika dalam Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest (Penyunting), Serba-Serbi Semiotika, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1992.