Kesetaraan relasi sosial dalam falsafah esa cita waya, tou peleng masu’at; cawana parukuan, cawana pakuruan: Sebuah konstruksi teologis berbasis budaya Minahasa

Authors

DOI:

https://doi.org/10.30995/kur.v11i1.1178

Keywords:

cawana parukuan cawana pakuruan; esa cita waya, tou peleng masu’at; pute waya tou maesa; cultural identity; egalitarianism; Minahasan philosophy; social equality; social pluralism; social relations; egaliter; falsafah Minahasa; identitas kultral; kemajemukan sosial; kesetaraan sosial; relasi sosial

Abstract

Awareness of maintaining and appreciating local philosophy about respect for equality in the diversity of society is being eroded in the Minahasa land. This article discusses the socio-cultural issue of esa cita waya, tou peleng masu’at; cawana parukuan, cawana pakuruan, which can be the basis for equal social relations. This study repositions the local wisdom defined and constructed by the ancestors as a social identity that appreciates diversity and equality in society. For this purpose, I use a qualitative research approach with descriptive methods and socio-cultural analysis. This research will start from cultural data transmitted orally and maintained by cultural actors and the Minahasa community in several villages. Furthermore, based on this approach, the author will offer esa cita waya, tou peleng masu’at. Cawana parukuan, cawana pakuruan, pute waya tou maesa (hereinafter abbreviated as ECWTPMCPCP) as the basis of social relations that give respect to equality in social diversity in the land of Minahasa today. As a result, the people in the land of Minahasa are educated to build relations that provide equal and constructive space for plurality in society.

 

Abstrak

Kesadaran untuk memelihara dan menghargai falsafah lokal tentang penghargaan terhadap kesetaraan dalam keragaman masyarakat sedang tergerus di tanah Minahasa. Artikel ini bertujuan membahas persoalan sosio-kultural esa cita waya, tou peleng masu’at; cawana parukuan, cawana pakuruan, yang dapat menjadi dasar relasi sosial yang setara. Kajian ini memosisikan kembali kearifan lokal tersebut sebagaimana yang didefinisikan dan dikonstruksi para leluhur sebagai identitas sosial yang menghargai keragaman dan kesetaraan bermasyarakat. Untuk tujuan itu, saya menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode dekriptif dan analisis sosio-kultural. Penelitian ini akan bertolak dari data kultural yang ditransmisikan secara lisan dan masih terpelihara pada para pelaku budaya dan masyarakat Minahasa di beberapa kampung. Selanjutnya berdasar pendekatan demikian, penulis akan menawarkan esa cita waya, tou peleng masu’at. Cawana parukuan, cawana pakuruan, pute waya tou maesa (selanjutnya disngkat ECWTPMCPCP) sebagai dasar relasi sosial yang memberi penghargaan terhadap kesetaraan dalam kemajemukan sosial di tanah Minahasa kini. Hasilnya, masyarakat di tanah Minahasa teredukasi untuk membangun relasi yang memberi ruang setara dan konstruktif bagi pluralitas bermasyarakat.

References

Adiprasetya, Joas. Teologi Konstruktif: Tren Berteologi Masa Kini. (2019). https://sinodegmit.or.id/wp-content/uploads/2019/04/UKAW-teologi-konstruktif.pdf

Berger, Peter L. The Sacred Canopy Elemen Of a Theory of Religion. New York: Doubleday & Company, Inc., 1976.

Bevans, Stephan B. Model-model Teologi Kontekstual. Maumere: Ledalero, 2002.

Brass, Paul R. “Ethnic Groups and Ethnic Identity Formation.” Dalam Ethnicity. Oxford Readers. New York: OXFORD Unversity Press, 1996.

Breakwell, Glynis M. “Identity Process Teory: Clarification and Elaborations.” Dalam Identity Process Theory: Identity, Social Action and Social Change. New York: Cambridge University Press, 2004.

France, R. T. Yesus Sang Radikal: Potret Manusia yang Disalibkan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

Hall, Stuart. “Introduction: Who Needs Identity.” Dalam Questions of Cultural Identity. New Delhi: SAGE Publications, 2003.

Kaiser, Jr., Walter C. (Ed.) Archaeological Study Bible: New International Version, Personal Size, an Illustrated Walk Through Biblical History and Culture, Michigan: Zondervan Grand Rapids, 2005.

Mawuntu, Marhaeni Luciana. Redefinisi Dan Rekonstruksi Tou: Kajian Sosial Terhadap Identitas Sosial Minahasa Dalam Konteks NKRI. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2017.

Pakpahan, Binsar Jonathan. “Membangun Teologi Kontekstual dari kearifan lokal Toraja.” Dalam Bunga Rampai Teologi Kontekstual & Kearifan Lokal Toraja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2020.

Pinontoan, Denni.H.R. “Politi Identitas dalam Masyarakat Multikultural Minahasa,” 123. 1. Yogyakarta: CRCS (Center For Religious and Cros-Culturall Studies) Program Studi Agama dan Lintas Budaya Sekolah Pascasarjana Lintas Disiplin, Universitas Gajah Mada, 2018.

Rinto Taroreh, Dede Katopo, Welem Kumaunang. Wawancara dengan pemimpin kelompok budaya (Tonaas), 2015 2029.

Rinto Taroreh, Fredy Wowor, dan Kelompok Mawale. Wawancara dengan Tonaas, Penerjemaah syair dalam ritual dan FGD dengan kelompok budaya Mawale Movement, November 2019.

Rumbay Christar A, Johannis Siahaya. “Embracing the traces of the deity Opo Empung in Minahasa for cuturative Christianity.” Jurnal Verbum et Ecclesia 44 (2023): 3.

Saruan, Josef Manuel. “Opo dan Allah Bapa: Suatu Studi Mengenai Perjumpaan Agama Suku dan Kekristenan di Minahasa.” Disertasi Doktor, The South East Asia Graduate School of Theology, 1991.

Strauss, Anselm, dan Juliet Corbin. Basic of Qualitative Research Techniques and Procedures for Devoloping Grounded Theory. London: SAGE Publications, 1988.

Sual, Iswan. “Juang LAROMA di Jalan Berliku,.” Https://Palakat.id. Palakat (blog), 31 Januari 2023.

Van Genep, Arnold. The Rites of Passage. Diterjemahkan oleh Monika B. Vizedom dan Gabrielle L. Caffe. London and HenLey: Routledge & Kegan Paul, 1977.

Wawancara dengan Tonaas Rinto, FGD dengan Mawale, t.t.

Wawancara dengan Tonaas Rinto Taroreh, 18 Januari 2025.

Wowor, Fredy. Wawancara dengan Penerjemah syair dalam ritual, 19 September 2020.

https://www.komnasham.go.id/files/20170324-laporan-tahunan-kebebasan-beragama-%24IUKH.pdf

https://setara-institute.org/perusakan-wale-paliusan-milik-penghayat-laroma-oleh-oknum-rohaniawan-ungkap-permasalahan-serius-stigma-terhadap-penghayat/

Downloads

Published

30.04.2025

How to Cite

Mawuntu, Marhaenie Luciana. 2025. “Kesetaraan Relasi Sosial Dalam Falsafah Esa Cita Waya, Tou Peleng masu’at; Cawana Parukuan, Cawana Pakuruan: Sebuah Konstruksi Teologis Berbasis Budaya Minahasa”. KURIOS 11 (1):91-106. https://doi.org/10.30995/kur.v11i1.1178.

Issue

Section

Articles